Selasa, 03 Januari 2012

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pacifier



Pacifier dalam istilah keseharian disebut sebagai empeng atau kempeng. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan pacifier, mari kita baca bersama.
Apa itu Pacifier?
Pacifier adalah “peacemaker” perangkat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk mengisap. Nama lain untuk pacifier termasuk kempeng, dummies, atau “Binkies”.
Pacifier telah digunakan selama berabad-abad dalam bentuk yang berbeda-beda, adapun sekarang pacifier hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk tersebut antara lain ortodontik (pipih) dan ada juga yang berbentuk menyerupai puting botol-dot. Pada sebagian besar negara telah memberlakukan peraturan tentang material untuk pacifier harus bebas dari bahan beracun.
Manfaat penggunaan pacifier
1. Dengan pacifier bayi bisa terpuaskan untuk kegiatan mengisap sesuatu  yang bukan nutrisi.
Menghisap adalah refleks bayi normal. Semua bayi memiliki kebutuhan untuk mengisap, tetapi jumlah mengisap bervariasi dari bayi ke bayi. Ada beberapa bayi yang dorongan untuk kegiatan menghisap lebih banyak dari kegiatan untuk makan. Banyak bayi ingin mengisap ketika mereka lelah, bosan, atau membutuhkan kenyamanan. Jika bayi Anda ingin menghisap di luar kegiatan menyusui atau minum dengan botol susu, empeng mungkin memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Dot bisa membantu bayi Anda tidur
Banyak bayi menikmati kegiatan mengisap agar tertidur. Menghisap adalah perilaku menghibur diri. Rangsangan menyenangkan bisa didapat ketika mereka mengisap pada pacifier, jari-jari tangan, dot, atau ketika menyusu ke ibu. Rangsangan tersebut sebagai penenang terhadap situasi dunia luar yang masih membuat si kecil merasa bingung.
3. Sebuah pacifier dapat mengurangi risiko overfeeding untuk bayi yang diberi botol
Apa itu overfeeding, yaitu kondisi pemberian minuman yang terlalu banyak kepada bayi. Dorongan untuk menghisap untuk kenyamanan sering ditanggapi keliru dan dianggap sebagai tanda kelaparan akan minuman ASI. Resiko ini tidak akan dijumpai pada bayi yang menyusu langsung ke payudara karena pada bayi usia muda mereka tidak bisa mengontrol seberapa banyak minuman yang akan mereka minum dari botol-dot. Dengan pacifier kebutuhan bayi akan menghisap bisa terpenuhi tanpa takut kondisi overfeeding.
4. lebih mudah untuk berhenti menggunakan pacifier daripada berhenti mengisap jempol
Banyak orang tua khawatir tentang kegiatan mengisap ibu jari menjadi kebiasaan yang mungkin sulit untuk dihilangkan, oleh karena itu orang tua lebih memilih menggunakan pacifier daripada anak mereka ketergantungan dengan menghisap ibu jari. Kelebihan pacifier dibanding jempol adalah orang tua dapat dengan mudah mengontrol anak dalam hal penggunaan pacifier. Jika dirasa cukup orang tua bisa membuang pacifier tapi tidak dengan ibu jari.
5. Pacifier dapat mengurangi risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Ada sejumlah studi yang telah menemukan kejadian SIDS ditemukan lebih rendah pada bayi yang menggunakan pacifier dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan pacifier. Sama seperti halnya penyebab SIDS yang belum dipahami dengan jelas, efek positif yang diberikan oleh penggunaan pacifier juga masih belum jelas. Penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum penggunaan pacifier akan direkomendasikan untuk mengurangi risiko SIDS.
6. Dot dapat memberikan kenyamanan selama prosedur medis
Kenyamanan dari mengisap pacifier menimbulkan rasa aman dan nyaman sehingga mengurangi jumlah stres pada bayi. Penelitian telah menunjukkan manfaat yang jelas terlihat pada penggunaan pacifier pada bayi yang sedang menjalani terapi medis yang menyakitkan. Penggunaan dot adalah tambahan sederhana, noninvasive, dan efektif dalam pengelolaan rasa sakit.
Kejelekan penggunaan pacifier
1. Untuk beberapa bayi pacifier dapat mengganggu pertumbuhan
Mengisap membutuhkan energi. Kondisi bayi yang sedang sakit atau kuning akan lebih cepat lelah ketika melakukan kegiatan menghisap. Terlalu sering menggunakan pacifier bisa menurunkan nafsu makan sehingga berat badan bayi juga ikut berkurang.
2. Pacifier dapat meningkatkan risiko infeksi telinga
Menggunakan Pacifier tampaknya merupakan faktor yang berisiko menyebabkan terjadinya infeksi telinga bagian tengah  (otitis media). Sebuah studi di Finlandia yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa anak-anak yang melakukan kegiatan menghisap terus-menerus menggunakan pacifier mengalami infeksi telinga lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan pacifier. Penulis berspekulasi bahwa mengisap pacifier secara kontinu mungkin merubah tekanan dalam ruang telinga tengah dimana infeksi telinga bisa terwujud. Namun, dalam penelitian ini tidak menyimpulkan penggunaan pacifier merupakan satu-satunya faktor yang penyebab infeksi telinga.
Dalam penelitian ini juga disarankan bahwa penggunaan pacifier harus terbatas dan lebih cenderung untuk menidurkan bayi (bukan untuk keseharian terus menerus). Hal ini untuk mengurangi resiko infeksi telinga.
3. Terlalu sering menggunakan pacifier dapat mengakibatkan bayi tertunda belajar berbicara
Penggunaan yang terlalu sering pada pacifier bisa menyebabkan efek ketagihan. Dan jika hal ini berlangsung sampai umur bayi 12 bulan maka mereka akan kekusahan untuk belajar berbicara.
4. Pacifier dapat sebagai asosiasi untuk tidur
Beberapa bayi menggunakan pacifier secara terus menerus agar tertidur. Hal ini kemudian dapat menjadi asosiasi tidur bagi mereka.
Ketika tertidur terkadang mulut terbuka dan pacifier akan terjatuh ketika bayi menyadari hal tersebut mereka bisa menangis dan orang tua akan berusaha untuk mencari pacifier kembali untuk mereka. Dalam hal ini jempol lebih unggul digunakan sebagai alat untuk dihisap daripada pacifier yang terkadang susah dicari.
CATATAN: Mencabut pacifier ketika bayi tertidur bukan solusi dari masalah di atas.
5. Penggunaan jangka panjang atau berlebihan pada pacifier dapat mengakibatkan masalah pada gigi
Penggunaan pacifier (atau menghisap jempol) di luar usia 5 tahun dapat mempengaruhi bentuk mulut atau gigi anak Anda. Efeknya adalah adanya gigi gigi bengkok/menonjol. Pacifier yang sering dicelupkan ke dalam zat manis seperti gula, sirup jagung, glukosa atau madu dapat menyebabkan peningkatan kerusakan gigi.

dikutip dari : asibayi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar